Minggu, 29 September 2013

Dewa RA

Ra adalah dewa matahari Mesir kuno. Pada kelima dinasti ia menjadi dewa besar dalam agama Mesir kuno karena  diidentifikasi sebagai matahari tengah hari, dengan dewa-dewi lain yang mewakili posisi lain dari matahari. Ra sangat banyak berubah dari waktu ke waktu dan dalam satu bentuk atau lain, kemudian Ra bergabung dengan dewa Horus sebagai Re-Horakhty.

Ketika mencapai posisi penting dalam jajaran Mesir, ia dipercaya untuk memimpin langit, di bumi, dan di bawah tanah. Dia dikaitkan dengan elang sebagai simbol dewa matahari yang melindungi fir’aun. Setelah dipasangkan dengan dewa-dewi fir’aun, anak-anak Hathor dianggap ayah oleh RA.

Pusat pemujaan RA disebut Heliopolis yang berarti “Kota Matahari” oleh orang Yunani Kuno.

Dewa Thoth

Thoth adalah dewa kebijaksanaan Thoth termasuk dewa paling berpengaruh dibandingkan dengan dewa Mesir kuno lainnya. Wujudnya digambarkan sebagai seorang pria dengan kepala ibis atau babon. Dia ditampilkan sedang memegang semacam alat tulis dan kitab, dalam versi lain, Thoth digambarkan sebagai kera dengan kepala anjing.
Pusat pemujaan Thot berada di Hermopolis, Eshmunen yang sebelumnya dikenal sebagai kota Khmun. Dewa yang dikenal bijaksana ini memainkan peran penting dalam berbagai pertempuran dan peristiwa lainnya dalam mitos Mesir.
Suatu hal yang menarik tentang Thoth adalah bahwa dia merupakan seorang dewa yang menciptakan dirinya sendiri.Thoth dianggap berjasa dalam penemuan seni hermetis dan sihir. Thoth memiliki delapan anak dan seorang istri yang bernama Ma’at.


Dewa Osiris

Osiris adalah dewa yang menghakimi di alam baka, ia digambarkan menggunakan mahkota, yang mirip dengan mahkota putih dari Mesir dengan membawa crook dan cambuk.

Menurut mitologi Mesir, dewa matahari Ra adalah penguasa pertama daratan Mesir, terdapat ramalan yang menyatakan bahwa anak dewi Nut kelak akan menjadi penggantinya. Merasa tidak aman, Ra mengutuk Nut sehingga tidak akan bisa melahirkan anak pada hari apapun dalam setahun.
Nut yang bersedih kemudian pergi ke Thoth (dewa kebijaksanaan) untuk meminta bantuan, Thoth meyakinkan Nut untuk tidak khawatir dan kemudian menantang Khensu, dewa bulan untuk bermain catur.
Khensu menerima tantangan itu dan keduanya mulai bertaruh. Thoth terus memenangkan permainan dan taruhannya mulai naik semakin tinggi, dalam permainan tersebut, Khensu kehilangan banyak ‘cahaya’ akibat kalah dari Thoth. Thoth lantas membuat lima hari baru antara awal dan akhir tahun dengan cahaya yang dia memenangkan. Nut lantas melahirkan Osiris di hari pertama dari lima hari tambahan tersebut.

Dewa Horus

Horus adalah dewa Mesir kuno pelindung Nekhen. yang berwujud manusia berkepala elang. Nekhen merupakan dewa yang dipuja sebagai dewa nasional pertama oleh raja-raja Mesir atas. Orang Mesir kuno percaya bahwa raja adalah manifestasi Horus selama sang raja masih hidup, saat mati raja akan melakukan peran Osiris sebagai penguasa alam bawah.
Horus merupakan putra Isis dan Osiris, Horus menjadi bagian penting dari hieroglif yang direkonstruksi untuk mewakili elang yang melambangkan ‘orang yang berada tinggi di atas’.
Mitologi mengatakan bahwa ketika Horus, dewa pelindung Mesir bawah, bertarung melawan Set, dewa pelindung Mesir atas, para dewa lain memihaknya sehingga Horus muncul sebagai pemenang. Setelah itu, Horus kemudian dikenal sebagai Harsiesis atau Har-Wer yang berarti ‘Horus Agung’.
Orang Mesir kuno percaya bahwa dalam pertempuran antara Horus dan Set, Set kehilangan testis yang digunakan untuk menafsirkan alasan di balik ketidaksuburan gurun di Mesir atas. Sedangkan Horus kehilangan mata kirinya dalam pertempuran melawan Set hal ini menyebabkan sinar bulan lebih lemah dari matahari karena Matahari diyakini berada di dalam mata kanannya, sementara bulan berada di mata sebelah kiri.

Dewa Set


Set atau Seth adalah pelindung Mesir Hulu yang digambarkan sebagai makhluk dengan badan anjing, moncong melengkung, telinga persegi, dan ekor bercabang.
Set merupakan anak dari Geb (dewa bumi) dan Nut (dewi langit) dan cucu dewa matahari Ra.
Set adalah saudara dari Osiris (dewa kesuburan), Isis (dewi kesuburan), dan Nephthys (dewi ritual kematian).

Menurut mitologi Mesir, Set merupakan saudara jahat yang membunuh Osiris dan kemudian memotong-motong tubuhnya. Mengetahui ini Isis, istri Osiris, mengumpulkan potongan-potongan mayat suaminya untuk dibalsem oleh Dewa Anubis. Sehingga Osiris menjadi mumi Mesir pertama dan kemudian memerintah dunia bawah sebagai hakim orang mati.

Setelah mengetahui kematiannya ayahnya di tangan Set, Horus, anak Osiris lantas hendak membalas kematian ayahnya pada Set dan memulai perang antara Horus melawan Set yang berlangsung sekitar delapan puluh tahun. Pada akhirnya, perang dimenangkan oleh Horus yang lantas membuang Seth ke padang gurun untuk selamanya.

Banyak yang percaya bahwa mitologi Set merupakan cerminan dari dinamika Mesir Hulu dimana terjadi penaklukan pengikut Set oleh penyembah Horus. Ketika Menes, dinasti pertama firaun, mencoba menyatukan kedua bagian Mesir, penyembah Set menolak untuk memuja Horus sehingga Set lantas digambarkan sebagai dewa jahat.

Perseteruan antara Set dengan Horus melambangkan perseteruan antara gurun tandus yang diwakili oleh Set, dan banjir Sungai Nil pembawa kesuburan yang diwakili oleh Horus.
Namun posisi Set tetap digambarkan sebagai salah satu dewa terkuat yang melindungi Dewa Matahari Ra dari ular Apep yang berbahaya, yang tidak ada dewa lain bisa mengalahkannya.




Dewa Anubis

Anubis merupakan dewa penjaga dan pelindung orang mati, digambarkan sebagai seorang pria dengan kepala serigala.

Menurut kepercayaan Mesir kuno, Anubis bertanggung jawab menimbang jiwa orang yang meninggal dengan “bulu kebenaran”. Jika jiwa seseorang lebih berat dari bulu kebenaran, maka divonis bersalah lalu dilemparkan ke dalam lautan api untuk diumpankan kepada dewa mengerikan yang bernama Ammit. Sedangkan jiwa yang tidak bersalah kemudian dikawal oleh Anubis ke alam surgawi.
Anubis secara tradisional juga dianggap sebagai dewa mumifikasi yang ahli dalam proses pembalseman, dengan melibatkan pengangkatan berbagai organ dalam. Anubis memiliki pengetahuan mendalam tentang anatomi manusia.

Para pendeta Anubis merupakan penyembuh terampil, yang juga terlatih dalam anestesiologi, selama periode tertentu dalam sejarah Mesir, pendeta Anubis mengenakan topeng serigala untuk menghormati dewa mereka saat melakukan pembalseman.
Sebagian sejarawan percaya, kepala serigala dianggap mewakili Anubis karena sering menemukan hewan ini berkeliaran di sekitar kuburan.Sebagai pemakan bangkai, termasuk mayat, menjadi bisa dipahami ketika kematian dengan serigala merupakan hal yang sinonim dalam benak orang Mesir kuno.

Anubis dihormati seluruh Mesir sebagai dewa akhirat terutama di kota Cynopolis, Mesir Hulu yang merupakan kota pusat kultus Anubis. Di tempat ini para arkeolog menemukan sisa-sisa mumi serigala dan jenis-jenis hewan bertaring lain.